majalah militer

KEDATANGAN secara bertahap enam pesawat tempur Sukhoi dari Rusia tak menambah anggaran operasional TNI AU. Menurut Kepala Staf TNI AU Marsekal Subandrio, layaknya mobil baru, pesawat tersebut tidak membutuhkan perawatan ekstra maupun pergantiaan komponen dalam beberapa waktu ke depan.

"Paling hanya permintaan penambahan 'bensin' (bahan bakar) saja," katanya kepada Jurnal Nasional di sela-sela penutupan latihan gabungan antiteror TNI-Polri di Pangkalan TNI AU (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (22/12).

Dua Sukhoi dipastikan tiba di Tanah Air pekan ini. Direktur Jenderal Sarana Pertahanan Departemen Pertahanan Marsda Eris Herryanto mengatakan, rentang waktu perkiraan tiba pesawat antara 26-28 Desember. Toh sejauh itu, Subandrio mengakui belum mengetahui rencana kedatangan pesawat berjuluk flanker tersebut.

"Tentu kami sangat senang kalau benar-benar datang," katanya. Indonesia memesan enam elang tempur dari Rosoboronexport itu saat pembukaan Pameran Kedirgantaraan Moskwa, 21 Agustus 2007. Dalam nota kesepahaman disebutkan nilai penjualan mencapai US$355 juta (sekitar Rp3,6 triliun).

Satu pesawat tambahan direncanakan menyusul Januari 2009. Ketiga pesawat yang pertama datang bertipe Sukhoi SU-30MK2 (kursi ganda). Tiga pesawat sisanya jenis SU-27SKM (berkursi tunggal) dijadwalkan hadir medio 2009.

Subandrio mengatakan, dari Rusia pesawat baru itu akan langsung mendarat ke markasnya di Skadron Udara 11, Pangkalan TNI AU, Sultan Hasanuddin, Makassar. Jet tempur tersebut akan bergabung dengan empat pesawat yang sudah dimiliki matra udara sejak September 2003.

"Otomatis kekuatan tempur dan kesiapan kita bertambah," kata lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1975 itu. Dia menjelaskan, seluruh sarana dan prasarana Sukhoi telah siap. Pembangunan hangar dan taxiway telah mencukupi untuk menampung enam pesawat baru. "Tiga penerbang baru juga sudah selesai sekolah di Rusia," katanya.

BERITA @JURNAL NASIONAL , PHOTO @SUKHOI