Pengamanan Udara Ambalat Tetap Jadi Prioritas

JAKARTA--MI: Panglima Komando Operasi Angkatan Udara (Koopsau) II Marsekal Muda TNI Yushan Sayuti menyatakan pengamanan udara secara intensif di wilayah Ambalat akan tetap dilakukan dan menjadi prioritas, meski perundingan antara Indonesia dan Malaysia masih berjalan.

"Ambalat tetap akan jadi prioritas kami, meski kami tidak berarti mengabaikan keberadaan pulau-pulau terluar kita yang berbatasan langsung dengan negara lain," katanya, ketika dikonfirmasi di Jakarta, Minggu (28/12) terkait penambahan tiga pesawat jet tempur Sukhoi di Skadron Udara 11 Pangkalan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin , Makassar, Sulawesi Selatan.

Yushan mengatakan kehadiran tiga Sukhoi SU-30MK2 tersebut, akan menambah kekuatan tempur TNI AU untuk mendukung kekuatan daya tangkal (detterence). Dengan segala kelebihan yang diusung SU-30MK2 dibanding SU-30MK yang telah dimiliki TNI AU sebelumnya, maka pengamanan wilayah udara nasional akan dapat makin dimaksimalkan, khususnya di wilayah udara Koopsau II.

Wilayah operasi Koopsau II meliputi Kalimantan Tengah hingga Papua dan sebagian besar berbatasan dengan sejumlah negara yakni Malaysia, Filipina, Papua Nugini dan Australia. Selain pengamanan udara secara intensif, maka TNI juga mengerahkan beberapa kapal perang untuk mengamankan perairan Ambalat yang masih menjadi 'sengketa' antara Indonesia dengan Malaysia.

Sementara itu, Dua pesawat jet tempur Sukhoi TNI -AU (TS 3003 dan TS 3004) yang tiba di Indonesia Jumat (26/12) dan satu unit pada Januari 2009. Mulai dirakit oleh tim teknik Rusia dan personel Skadron Teknik (Skatek) 044 Pangkalan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulsel. Sedangkan tiga unit SU-27SKM akan tiba bertahap pula hingga 2010,

Perakitan dilakukan di hanggar Skatek 044 Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu, melibatkan 20 teknisi dari Skatek 044 yang baru menyelesaikan pendidikan di Rusia dan 24 teknisi Rusia.

Proses perakitan diawali dengan pengeluaran sayap pesawat, yang dipasang lebih dulu bersama penyeimbang horizontal (horizon stabilizer) dan ekor pesawat (fin), disaksikan Komandan Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin Kolonel Pnb Arif Mustofa, Komandan Skadron 11 Lanud Sultan Hasanuddin Letkol Pnb Widyargo Iko Putro serta Komandan Letkol Tek Skatek 044 Iwan Agung.

Sedangkan dari pihak Rusia, terdapat perwakilan tim garansi yang akan 'mendampingi' operasional pesawat selama satu tahun, Knapoo (produsen) dan Sukhoi Company.

Kepala Proyek Sukhoi TNI AU Kolonel Tek Mahandono yang juga hadir mengatakan bahwa perakitan dua Sukhoi jenis SU-30Mk2 itu dijadwalkan memakan waktu 10 hari.

"Namun, semua tetap sangat bergantung pada kesiapan sarana prasarana pendukung perakitan seperti tester dan lain-lain apakah memadai atau tidak. Kami berharap semua dapat berjalan sesuai rencana," katanya.

Setelah seluruh perakitan selesai, maka tiga pesawat akan menjalani uji terbang sebelum diserahterimakan pihak Rusia kepada Pemerintah Indonesia yang diwakili Departemen Pertahanan untuk selanjutnya diserahkan kepada Mabes TNI AU sebagai pengguna. "Diperkirakan, serah terima akan dilakukan pada akhir Januari 2009 karena menunggu kesiapan tiga pesawat," ungkap Mahandono.


Diolah @MIOL

You can leave a response, or trackback from your own site.
Powered by Blogger