Pengiriman Pasukan TNI ke Palestina Tergantung PBB

Jumat, 02 Januari 2009 22:48 WIB JAKARTA--MI: Markas Besar (Mabes) TNI menegaskan, pengiriman pasukan ke Palestina sangat tergantung pada putusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Marsekal Muda TNI Sagom Tamboen di Jakarta, Jumat(2/1) mengatakan, hingga saat ini PBB belum memutuskan langkah untuk penyelesaian konflik di Gaza antara Palestina dan Israel.

"PBB belum memutuskan apapun, apakah seruan gencatan senjata, pengiriman pasukan atau langkah lainnya. Jadi, kita tidak bisa semaunya mengirimkan pasukan ke sana. Ada mekanismenya," katanya.

Jika PBB memutuskan untuk membentuk pasukan pemelihara perdamaian di Palestina, dan menawarkan kepada sejumlah negara yang berminat mengirimkan pasukan militernya, itu pun masih harus melalui seleksi oleh PBB, ujar Sagom menambahkan.

Sementara itu, Dewan Keamanan PBB rapat mendadak pada malam Tahun Baru, Rabu (31/12), membahas rancangan resolusi dari Liga Arab yang berisi kecaman dan desakan supaya Israel segera menghentikan serangan ke Gaza. AS menolak rancangan Liga Arab karena dinilai "tidak imbang dan memihak".

Isi rancangan resolusi dari Liga Arab itu "mengecam serangan militer sekaligus penggunaan kekerasan yang tidak seimbang mendesak Israel dan Hamas segera sepakat untuk menghentikan segala bentuk serangan serta menghormati satu sama lain.

Dalam rancangan itu juga Israel diminta untuk mematuhi hukum internasional dalam Konvensi Geneva yang mewajibkan ada perlindungan warga sipil jika terjadi peperangan.

Rancangan resolusi yang diedarkan Libya, wakil dari ke-22 negara anggota di Liga Arab, itu langsung ditolak AS. Rancangan resolusi Liga Arab itu dinilai "tidak imbang" dan "memihak" karena tidak ikut menyebutkan keharusan Hamas untuk menghentikan serangan roket dan mortir di wilayah Israel selatan.

Padahal, menurut AS, serangan Israel itu justru disebabkan "hujan roket" dari Gaza oleh Hamas. Duta Besar Israel untuk PBB Gabriela Shalev menegaskan, Israel menyerang semata- mata membalas lebih dari 300 roket dan mortir yang ditembakkan Hamas ke Israel. "Israel tak akan diam saja menghadapi serangan. Israel akan melakukan apa saja untuk melindungi rakyatnya dan menghentikannya," katanya.

Duta Besar AS untuk PBB Zalmay Khalilzad menyebutkan, AS berusaha keras mewujudkan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Namun, AS mengaku hingga kini belum melihat bukti niat baik Hamas mengakhiri serangan roketnya. Cara yang terbaik untuk menyelesaikan isu ini, kata Khalilzad, hanyalah melalui upaya diplomasi.

Peninjau PBB dari Palestina, Riyad Mansour, yakin negara-negara Arab akan bekerja "siang dan malam" hingga DK PBB menyetujui rancangan resolusi mereka. "Kita menghadapi situasi yang berbahaya di Timur Tengah akibat serangan Israel yang mengancam kehidupan 1,5 juta warga Palestina dan mengancam proses perdamaian," ujarnya.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon juga mengingatkan, komunitas internasional belum mengerahkan tenaga semaksimal mungkin untuk menghentikan serangan Israel. Karena itu, Ban meminta komunitas internasional, terutama negara-negara di Timur Tengah, untuk memanfaatkan pengaruh dan kekuasaan masing-masing guna membujuk kedua belah pihak agar bersedia menghentikan konflik. (Ant/OL-03)@MIOL

You can leave a response, or trackback from your own site.
Powered by Blogger