Alutsista Minim, TNI AD Kawal Negara Bermodal Semangat
14 Januari 2009, JAKARTA -- Baru saja Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono bersama Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso mengumumkan anggaran pertahanan terbatas, TNI AD segera mengencangkan ikat pinggang. Tiadanya penambahan alat utama sistem persenjataan (alutsista) baru, semangat menjadi modal terakhir menjaga kedaulatan negeri.
"Keterbatasan anggaran berpengaruh kepada pengadaan alutsista baru. Tapi, pengadaan SDM, dalam hal ini penambahan prajurit, tetap dilaksanakan seperti biasa," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen Christian Zebua di sela-sela acara ulang tahun Dispenad ke-58 di Jakarta, Rabu (14/1).
Christian menyatakan prioritas penggunaan anggaran di tahun ini lebih ditekankan ke masalah perawatan alutsista. Apalagi, menurutnya, alutsista yang bisa digunakan normal hanya 75% dari total alutsista yang ada. Tapi, ia meyakinkan jika kondisi demikian tetap bisa mendukung tugas pokok TNI untuk menjaga kedaulatan.
"Alutsista sudah ada dan itu masih bisa digunakan. Anggaran yang ada cukup untuk perawatan peralatan tersebut. Tapi, tidak untuk pengadaan yang baru," sambungnya.
Selain alutsista, terbatasnya anggaran berpengaruh pula terhadap intensitas latihan. Ia menuturkan jika latihan yang dijadwalkan mendatang akan lebih ketat. Ketat dalam arti hanya difokuskan pada latihan yang dianggap perlu. Sekali lagi, ia menyatakan jika situasi itu sebagai situasi normal.
"Alutsista utama kita adalah semangat. Kita tetap semangat untuk menjaga kedaulatan negara sebagai tugas utama kita," tegasnya.
Sekali lagi, negara, yang diwakili pemerintah, tidak dapat memenuhi kewajibannya untuk menyediakan sarana optimal dalam mendukung tugas TNI AD menjaga pertahanan di wilayah darat.
Panglima TNI sebelumnya memang sudah menyatakan jika TNI memang terbiasa dengan segala keterbatasan. Tapi, pernyataan itu tidak pula bisa dijadikan alasan pemerintah untuk mempertahankan kondisi tersebut. Apalagi, UU Nomor 34/2004 tentang TNI pasal 2 telah mengamanatkan kepada TNI agar memiliki jati diri tentara yang terdidik dan terlatih.
Semangat memang dasar dari semua tindakan. Tapi, dunia militer sekarang lebih berkembang dan didukung teknologi yang lebih canggih. Perlengkapan yang lebih memadai akan meningkatkan kemampuan prajurit kita. (Dinny Mutiah/MI)