Dua Sukhoi Baru TNI AU Uji Terbang

SU-30 MK (Foto @KnAPOO)


Sebanyak dua pesawat jet tempur Sukhoi baru masing-masing dengan nomor TS3003 dan TS3004 TNI Angkatan Udara (AU) yang tiba di Indonesia pada 26 Desember 2008, kini mulai menjalani uji terbang (test flight) di Pangkalan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.

Uji terbang dua Sukhoi SU-30MK2 yang diawaki pilot Rusia, Pavel Tarakanov dan Alexander Demchenko selama satu jam ini bertujuan menguji dan memastikan semua sistem pesawat berfungsi semestinya. Selama uji coba pesawat melaksanakan berbagai macam manuver di wilayah udara sekitar Maros dan Makassar.

"Sudah dinyatakan bagus," kata Panglima Komando Operasi TNI AU (Koopsau) II Marsda Yushan Sayuti dalam siaran pers yang diterima redaksi, Selasa (6/1). Saat menyaksikan uji terbang pesawat buatan KnAPOO (Komsomolsk-na Amure Aircraft Production Association) Rusia tersebut, Yushan didampingi Komandan Lanud Hasanuddin Marsma Putu Dunia dan Komandan Wing 5, Lanud Hasanuddin Kolonel Arif Mustofa.

Yushan mengungkapkan, satu pesawat tambahan direncanakan akan menyusul 17 Januari mendatang. Pesawat ketiga ini akan datang bersamaan dengan sejumlah komponen pendukung di darat (ground support) dan mesin.

Setelah ketiga pesawat selesai menjalani tahapan uji terbang, Rusia segera menyerahkannya pada Departemen Pertahanan (Dephan) untuk selanjutnya diserahkan ke Mabes TNI serta TNI AU sebagai pengguna.

"Penyerahan direncanakan akhir Januari ini," katanya. Indonesia memesan enam elang tempur dari Rosoboronexport itu saat pembukaan Pameran Kedirgantaraan Moskwa, 21 Agustus 2007. Dalam nota kesepahaman disebutkan nilai pembelian mencapai sekitar Rp3,6 triliun.

Sementara itu, tiga pesawat Sukhoi jenis SU-27SKM akan tiba bertahap mulai 2009 hingga 2010. Dengan kedatangan enam Sukhoi hingga 2010, maka TNI AU memiliki sepuluh unit Sukhoi.

Menurut Yushan, kekuatan 10 pesawat berjuluk Flanker ini sudah mencukupi kemampuan negara saat ini. "Tidak harus egois harus ditetapkan berapa jumlah idealnya. Tapi harus melihat kemampuan," katanya. Diolah dari MI & JURNAS

You can leave a response, or trackback from your own site.
Powered by Blogger